Pada manusia dan mamalia
lain, kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di pangkal tenggorok
yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut istmus. Pada banyak
vertebrata lainnya, kedua paruhan kelenjar itu dipisahkan oleh kedua sisi faring.
Kelenjar tidroid menghasilkan dua hormon yang sangat mirip yang diturunkan dari
asam amino tirosin triiodotironin
(T3), yang mengandung tiga atom iodin dan tetraiodotironin, atau
tiroksin (T4),
yang mengandung empat atom iodin. Hormon tiroksin dan triiodotironin
menjalankan 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
1.
Mengontrol
metabolisme tubuh yaitu proses oksidasi (pemakaian energi, produksi panas,
pertumbuhan, kematangan mental, serta pengaturan distribusi air dan garam
mineral)
2.
Mengatur keseimbangan
mental dan perkembangan fisik anak kecil
3.
Dibutuhkan
untuk mencapai kematangan seksual pada mamalia
Pada mamalia T3 bersifat
lebih aktif diantara kedua hormon tersebut, meskipun keduanya mempunyai pengaruh
yang sama pada sel-sel targetnya. Sekresi hormon tiroid dikontrol oleh
hipotalamus dan hipofisis dalam suatu sistem umpan-balik negatif yang kompleks.
Kelenjar tiroid memainkan peranan penting dalam perkembangan dan pendewasaan
vertebrata.
Tiroid sama pentingnya
dalam perkembangan manusia. kondisi defisiensi tiroid bawaan yang dikenal
sebagai kretinisme mengakibatkan pertumbuhan rangka yang sangat terhambat dan
perkembangan mental yang sangat buruk. Cacat ini sering kali dapat diatasi,
pengobatan dengan hormon tiroid yang dimulai sejak dini. Hipotiroidisme yang
terjadi pada waktu dewasa akan menyebabkan kelainan yang dinamakan miksoedema.
Orang yang menderita miksoedema memiliki ciri-ciri berbadan gemuk atau
obesitas, gangguan mental, dan aktivitas menurun sehingga kelihatan seperti
pemalas, serta kecerdasan rendah.
Kelenjar tiroid juga
memainkan peranan vital dalam homeostatis. Terlalu banyak atau terlalu sedikit
hormon ini dalam darah dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang serius.
Sebagai contoh pada manusia, sekresi hormon tiroid secara berlebihan yang
dikenal sebagai hipertiroidisme, menghasilkan gejala seperti bobot tubuh
menurun, suhu tubuh tinggi, banyak berkeringat, iritabilitas, dan rekanan darah
tinggi. Kondisi yang berlawanan yaitu hipotiroidisme, dapat menyebabkan
penyakit kretinisme pada bayi dan menghasilkan gejala seperti peningkatan bobot
tubuh, lamban, dan tidak adanya toleransi terhadap udara dingin pada individu
dewasa. Kondisi lain yang berkaitan dengan kekurangan hormon tiroid adalah
pembesaran kelenjar tiroid yang disebut gondok, yang seringkali disebabkan oleh
defisiensi iodin dalam makanan.
Jika makanan yang dimakan kurang mengandung iodium, kelenjar gondok akan merangsang sel-sel penyusunnya untuk mengadakan pembelahan dan menyebabkan penyakit gondok. Penyakit gondok ditandai dengan adanya pembengkakan di daerah leher penderita.
Hipotalamus mensekresi
TRH (hormon pembebas TRH) yang merangsang pituitari anterior untuk mensekresi
TSH (hormon perangsang tiroid). Ketika TSH berikatan dengan reseptor spesifik
di kelenjar tiroid terjadi pembebasan T3 dan T4. Kadar T3 dan T4 yang tinggi,
dan TSH dalam darah akan menghambat sekresi TRH oleh hipotalamus. Kadar hormon
tiroid yang tinggi bisa menghambat sekresi TSH oleh pituitari anterior. Sistem
umpan balik hipotalamus-pituitari anterior-kelenjar tiroid menjelaskan mengapa
defisiensi iodin menyebabkan penyakit gondok. Apabila iodin tidak mencukupi,
kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T3 atau T4 dalam jumlah mencukupi.
Dengan demikian pituitari akan terus mensekresi TSH, dan menyebabkan pembesaran
tiroid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar