Minggu, 27 November 2011

Hipotalamus dan Hipofisis



Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon, ia memiliki tugas penting yaitu memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. setiap saat, hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dalam tubuh manusia. setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapa fungsi seperti menjaga kemantapan suhu tubuh, mengendalikan tekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola tidur yang tepat.

Hipotalamus terletak langsung di bawah otak dan ukurannya sebesar biji kenari. Sejumlah besar informasi sehubungan dengan keadaan tubuh dikirim ke hipotalamus. Informasi ini disampaikan ke sana dari setiap titik dalam tubuh, termasuk pusat indra dalam otak. Kemudian hipotalamus menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan tindakan yang harus diambil dan perubahan yang harus dibuat dalam tubuh, serta membuat sel-sel tertentu menjalankan keputusannya.

Beberapa fungsi penting hipotalamus:

1. Mengontrol sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengatur beberapa perilaku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi vegetatif untuk kehidupan: 

-   Peningkatan atau penurunan denyut jantung dan tekanan darah 

-   Pengatur suhu tubuh 

-   Pegatur rasa lapar dan haus 

-   Sekresi air lewat ginjal 

-   Pengaturan kontraksi rahim dan pengeluaran ASI

2. Fungsi afektif sensoris 

-   Pusat-pusat ganjaran atau motivasi 

-   Pusat-pusat menyakitkan seperti takut, marah, termasuk nyeri dan dorongan untuk melarikan diri 

-   Dorongan untuk bereproduksi 

3. Pengaturan tidur 

4. Mengontrol sistem endokrin melalui hormon-hormon yang dihasilkan hipotalamus kemudian melalui pembuluh darah dihubungkan dengan kelenjar hipofisis anterior.

Kelenjar hipofisis memiliki tiga lobus. Lobus anterior secara embriologis berasal dari ektoderm di sepanjang faring dorsal dan membentuk kantung yang dikenal sebagai kantung Rathke. Lobus posterior berukuran lebih kecil dan secara embriologis berasal dari neuroektoderm. Lobus tengah terdapat dalam kelenjar hipofisis bayi, tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa. Meskipun kelenjar hipofisis berukuran kecil, namun memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh. Kelenjar ini sering disebut "master of glands" atau "raja kelenjar" karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Artinya, kelenjar endokrin lain baru mensekresikan hormon setelah mendapatkan "kiriman" hormon dari kelenjar hipofisis.

 

Terdiri dari 3 bagian:

A. BAGIAN DEPAN (Lobus Anterior) 

1. Somatotrophic Hormone (STH) 

Mengendalikan perumbuhan tubuh. 

2. Prolaktin (PRL) 

Merangsang produksi air susu. 

3. Follicle Stimulating Hormone (FSH) 

Merangsang produksi sel telur dan sel sperma. 

4. Luteinizing Hormone (LH) 

Merangsang testis untuk memproduksi hormon testosteron dan merangsang pembentukan korpus luteum. 

5. Thyroid Stimulating Hormone (TSH) 

Hormon ini merangsang, mengatur pertumbuhan, dan aktivitas pengeluaran kelenjar tiroid.

6. Adrenocorticotroic Hormone (ACTH) 

Merangsang korteks kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon glukokortikoid. 

7. Growht Hormone (GH) 

Hormon pertumbuhan terutama merangsang sintesis protein dan penggunaan lemak tubuh untuk metabolisme energi dalam beberapa sel target secara luas. Pada mamalia yang masih muda, GH menggiatkan perkembangan dan pembesaran semua bagian tubuh, termasuk menggiatkan pertumbuhan tulang dan otot-otot badan. Jika hormon ini banyak dihasilkan pada waktu masih anak-anak menyebabkan gigantisme, yang pertumbuhan individu sangat besar (raksasa). Jika terlalu sedikit hormon ini dihasilkan pada waktu anak-anak, akan menyebabkan anak tersebut kerdil (dwarfisme). Terlalu banyak hormon ini pada saat dewasa akan menyebabkan agromegali yaitu tulang rahang, tangan, dan kaki membesar tidak normal. Organ jaringan lunak menjadi tebal dan keras. 

8. Endorfin 

Penghilang rasa sakit (reseptor rasa sakit).

B. BAGIAN TENGAH (Lobus Intermedia)

hipofisis bagian tengah hanya aktif di masa bayi dan menghasilkan hormon Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang berfungsi untuk mensintesis melanin. Melanin adalah pigmen kulit yang memberikan warna hitam pada kulit. Jadi, jika hormon ini tidak diproduksi, kulit akan kekurangan pigmen. 

C. BAGIAN BELAKANG (Lobus Posterior)

Hipofisi posterior memiliki fungsi utama sebagai tempat penyimpanan, terdapat dua hormon yang dihasilkan dibagian ini, yaitu:

·         Oksitosin

Hormon ini dialirkan ke dalam darah dari pituari posterior. Oksitosin merangsang kontraksi otot-otot polos dalam uterus sewaktu seorang ibu melahirkan dan kontraksi otot  kelenjar susu untuk menghasilkan susu setelah melahirkan.  

·         ADH (Antidiuretic Hormone)

Disebut juga vasopresin merangsang pembuluh darah mengecil dan jika memerlukan air, hormon ini merangsang ginjal untuk menyerap kembali air di tubulus ginjal, dengan demikian volume urin menurun. Jika dalam tubuh seseorang terlalu banyak air, hipotalamus merespon umpan balik negatif, dengan memperlambat pelepasan ADH dari pituari bagian belakang. Jika hormon ini kurang dihasilkan akan menyebabkan diabetes insifidus (sering kencing).


Tiroid






Pada manusia dan mamalia lain, kelenjar tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di pangkal tenggorok yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut istmus. Pada banyak vertebrata lainnya, kedua paruhan kelenjar itu dipisahkan oleh kedua sisi faring. Kelenjar tidroid menghasilkan dua hormon yang sangat mirip yang diturunkan dari asam amino tirosin triiodotironin (T3), yang mengandung tiga atom iodin dan tetraiodotironin, atau tiroksin (T4), yang mengandung empat atom iodin. Hormon tiroksin dan triiodotironin menjalankan 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
1.      Mengontrol metabolisme tubuh yaitu proses oksidasi (pemakaian energi, produksi panas, pertumbuhan, kematangan mental, serta pengaturan distribusi air dan garam mineral)
2.    Mengatur keseimbangan mental dan perkembangan fisik anak kecil
3.    Dibutuhkan untuk mencapai kematangan seksual pada mamalia

Pada mamalia T3 bersifat lebih aktif diantara kedua hormon tersebut, meskipun keduanya mempunyai pengaruh yang sama pada sel-sel targetnya. Sekresi hormon tiroid dikontrol oleh hipotalamus dan hipofisis dalam suatu sistem umpan-balik negatif yang kompleks. Kelenjar tiroid memainkan peranan penting dalam perkembangan dan pendewasaan vertebrata.
Tiroid sama pentingnya dalam perkembangan manusia. kondisi defisiensi tiroid bawaan yang dikenal sebagai kretinisme mengakibatkan pertumbuhan rangka yang sangat terhambat dan perkembangan mental yang sangat buruk. Cacat ini sering kali dapat diatasi, pengobatan dengan hormon tiroid yang dimulai sejak dini. Hipotiroidisme yang terjadi pada waktu dewasa akan menyebabkan kelainan yang dinamakan miksoedema. Orang yang menderita miksoedema memiliki ciri-ciri berbadan gemuk atau obesitas, gangguan mental, dan aktivitas menurun sehingga kelihatan seperti pemalas, serta kecerdasan rendah.
Kelenjar tiroid juga memainkan peranan vital dalam homeostatis. Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon ini dalam darah dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang serius. Sebagai contoh pada manusia, sekresi hormon tiroid secara berlebihan yang dikenal sebagai hipertiroidisme, menghasilkan gejala seperti bobot tubuh menurun, suhu tubuh tinggi, banyak berkeringat, iritabilitas, dan rekanan darah tinggi. Kondisi yang berlawanan yaitu hipotiroidisme, dapat menyebabkan penyakit kretinisme pada bayi dan menghasilkan gejala seperti peningkatan bobot tubuh, lamban, dan tidak adanya toleransi terhadap udara dingin pada individu dewasa. Kondisi lain yang berkaitan dengan kekurangan hormon tiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebut gondok, yang seringkali disebabkan oleh defisiensi iodin dalam makanan.






Jika makanan yang dimakan kurang mengandung iodium, kelenjar gondok akan merangsang sel-sel penyusunnya untuk mengadakan pembelahan dan menyebabkan penyakit gondok. Penyakit gondok ditandai dengan adanya pembengkakan di daerah leher penderita.

Hipotalamus mensekresi TRH (hormon pembebas TRH) yang merangsang pituitari anterior untuk mensekresi TSH (hormon perangsang tiroid). Ketika TSH berikatan dengan reseptor spesifik di kelenjar tiroid terjadi pembebasan T3 dan T4. Kadar T3 dan T4 yang tinggi, dan TSH dalam darah akan menghambat sekresi TRH oleh hipotalamus. Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menghambat sekresi TSH oleh pituitari anterior. Sistem umpan balik hipotalamus-pituitari anterior-kelenjar tiroid menjelaskan mengapa defisiensi iodin menyebabkan penyakit gondok. Apabila iodin tidak mencukupi, kelenjar tiroid tidak dapat mensintesis T3 atau T4 dalam jumlah mencukupi. Dengan demikian pituitari akan terus mensekresi TSH, dan menyebabkan pembesaran tiroid.



Paratiroid





Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok terletak dibagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah.  Keempat kelenjar paratiroid yang menempel pada permukaan tiroid, berfungsi sebagai homeostatis ion kalsium. Keempat kelenjar itu mensekresikan hormon paratiroid, yang menaikkan kadar kalsium dalam darah, dan dengan demikian mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hormon paratiroid meningkatkan Ca2+ darah dengan cara merangsang reabsorpsi Ca2+ di ginjal dengan cara penginduksian sel-sel tulang sejati khusus yang disebut osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan Ca2+  kedalam darah. Kalsitonin mempunyai pengaruh yang berlawanan pada tulang sejati dan ginjal, sehingga menurunkan Ca2+ darah. Vitamin D yang disintesis pada kulit dan diubah menjadi bentuk aktifnya pada banyak jaringan sangat penting bagi fungsi PTH. Kekurangan PTH menyebabkan kadar kalsium darah menurun secara dramatis yang menyebabkan kontraksi berlebihan otot rangka, kondisi ini dikenal sebagai tetanus.

Pankreas






Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar eksokrin maupun kelenjar endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan. Sementara itu, sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon. Hormon tersebut diproduksi di bagian pulau-pulau langerhans. Di dalam pulau-pulau Langerhans terdapat sel beta dan sel alfa. Sel alfa menghasilkan hormon berupa peptida yang dinamakan glukagon yang berfungsi merubah glikogen menjadi glukosa, jika glukosa dibutuhkan dalam darah. Sel beta menghasilkan hormon insulin yang berfungsi merubah glukosa menjadi glikogen dan disimpan dalam jaringan hati dan otot-otot. 

Insulin ini merupakan hormon protein. Insulin mampu merangsang penggunaan glukosa oleh sel-sel, khususnya sel-sel hati, sel-sel otot, dan jaringan adiposa. Dengan demikian, kadar gula darah menjadi turun atau kembali normal. Glukagon disekresikan ketika kadar gula darah rendah. Sasaran hormon ini adalah hati dan jaringan adiposa. Glukagon merangsang hati untuk memecah glikogen menjadi glukosa dan merangsang jaringan adiposa untuk memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Selanjutnya, gliserol dan asam lemak masuk ke hati yang digunakan sebagai substrat untuk pembentukan glukosa. Melalui cara ini, glukagon dapat menaikan kadar gula darah.

 

Kekurangan hormon insulin dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus. Di dalam tubuh penderita terjadi peningkatan glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa dikeluarkan melalui urine. Untuk mengeluarkan glukosa tersebut diperlukan banyak air sehingga volume urine meningkat. Itulah sebabnya, penderita diabetes melitus sering kali merasa haus dan buang air kecil.


Ada dua jenis diabetes melitus dengan penyebab yang sangat berbeda. Diabetes melitus tipe 1 (diabetes ketergantungan insulin) merupakan kerusakan sistem imunotomatis yang menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas. Kerusakan ini terjadi secara tiba-tiba sewaktu masih anak-anak dan kerusakan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menghasilkan insulin. Pengobatan untuk kelainan ini berupa penyuntikan hormon insulin, biasanya dilakukan beberapa kali tergantung keparahan penyakit. Diabetes melitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung insulin), adalah penyakit yang dicirikan dengan kurangnya produksi insulin atau yang lebih umum, berkurangnya sel-sel yang bertanggung jawab dalam  memproduksi insulin. 

 

Diabetes tipe II biasanya terjadi setelah seseorang berumur di atas 40 tahun, kecenderungan penderita penyakit ini menjadi lebih meningkat dengan meningkatna usia. Beberapa penderitadapat mengontrol glukosa darah mereka sendiri dengan latihan dan mengontrol makanan yang mereka makan, walaupun obat-obat yang tersedia dapat menolong penderita. Keturunan dan kegemukan merupakan faktor utama terjadinya penyakit diabetes tipe II ini.

Adrenal





Kelenjar adrenal disebut sebagai kelenjar anak ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah dua dan terdapat pada bagian atas dari ginjal. Ukuran kelenjar adrenal berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-6 gram. Kelenjar adrenal ini terbagi atas 2 bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula).
Bagian medula suprarenalis menghasilkan hormon adrenal (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin). Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan cara menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Hormon adrenalin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut serta dalam keadaan lapar. Pengeluaran yang berlebihan tersebut dapat menaikkan tekanan darah untuk melawan shock.
Bagian korteks adrenal menghasilkan hormon glukokortikoid, androgen, dan mineralkortikoid. Hormon glukokortikoid berperan dalam meningkatkan kadar glukosa darah melalui perubahan glikogen dalam hati menjadi glukosa dalam darah. Androgen berfungsi bersama-sama dengan hormon yang dihasilkan gonad (alat kelamin) dalam menentukan karakter alat kelamin sekunder.  Hormon mineralkortikoid berfungsi mengatur volume darah, tekanan darah, serta kadar natrium dan kalium dalam darah.
Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar adrenal adalah sindrom cushing dan penyakit addison. Sindrom cushing merupakan suatu kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan sekresi yang berlebihan dari glukokortikoid. Gejala-gejala dari kelainan ini antara lain: otot mengecil, osteoporosis, luka sulit sembuh, dan gangguan mental. Sedangkan, penyakit addison adalah suatu penyakit akibat kurangnya sekresi hormon glukokortikoid. Penyakit addison memiliki gejala berupa turunnya tekanan darah, turunnya daya tahan tubuh, serta lesu mental dan fisik.

Ovarium




Ovarium merupakan organ reproduksi wanita  berjumlah sepasang, bentuknya seperti telur dan terdapat di dalam rongga badan, di daerah pinggang dan disebelah kiri dan kanan tulang kemudi. Di dalam ovarium terdapat kelenjar buntu penghasil hormon dan sel tubuh yang bertugas membentuk sel telur atau ovum. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium, yaitu:

1.   hormon progesteron, berperan menjaga kehamilan dengan cara mencegah terjadinya menstruasi dan kontraksi rahim pada masa hamil.
2.  hormon estrogen, berperan memunculkan tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti pertumbuhan payudara, pinggang, membentuk tubuh lebih feminim, mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur kulit agar tetap elastis dan kencang, mempertahankan fungsi otak, mencegah gejala monopouse, serta mencegah gangguan suasana hati (mood). Selain itu estrogen berfungsi menstimulus penebalan dinding rahim dan produksi mukosa (lapisan lendir) mulut rahim sehingga sperma dapat masuk melalui mulut rahim.
 
-  Kekurangan estrogen dapat menyebabkan terjadinya perombakan penyusunan tulang oleh osteoclas secara berlebihan, sehingga dapat menyebabkan penyakit osteoporosis.
- Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva. Di depan labium mayor terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat jaringan erektil sehingga dapar berereksi seperti halnya penis pada laki-laki.
-  Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva.
-  Fimbriae merupakan serabut atau silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
-  Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
- Oviduct merupakan saluran telur berjumlah sepasang yaitu kanan dan kiri yang berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya
-  Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Bentuknya seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.

FISIOLOGIS MENSTRUASI




Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.
2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh Releasing Hormone yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (Luteotrophic Hormone, suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.





Testis






Testis merupakan organ reproduksi pria yang berfungsi menghasilkan sperma. Alat ini berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur. Testis tersimpan di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Kantong ini terletak di luar rongga perut. Selain itu, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen yaitu testosteron.

Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria seperti, suara yang membesar, munculnya jakun, dan tumbuhnya kumis. Di dalam testis banyak terdapat pembuluh-pembuluh halus disebut tubulus seminiferus.

 

Hormon androgen berfungsi merangsang dorongan seksual. Selain itu, hormon ini berfungsi membentuk otot, tulang, kulit, organ seksual, dan sel darah merah. Hormon androgen mempengaruhi penampilan kulit serta pertumbuhan rambut dengan menstimulasi akar rambut dan kelenjar sebum (kelenjar minyak) yang terletak di atas akar rambut.

 

Kelenjar sebum menghasilkan sekresi lemak yang berfungsi melumasi rambut dan kulit. Produksi kelenjar sebum yang berlebihan dapat memicu timbulnya jerawat. Sementara itu, gangguan produksi kelenjar sebum pada pria dapat menimbulkan kebotakan. Sebaliknya, ketidakseimbangan kelenjar sebum pada wanita dapat menyebabkan tumbuhnya rambut secara berlebihan di daerah yang tidak semestinya. Aktivitas kelenjar sebum akan meningkat pada saat seseorang mencapai masa pubertas. Efek kelenjar sebum mulai berkurang pada wanita sesaat menjelang monopouse.

Sperma yang dihasilkan oleh testis akan keluar melalui saluran kelamin, yang terdiri atas:
·        Epididimis yaitu saluran yang keluar dari testis. Saluran ini panjang dan berkelok-kelok di dalam skrotum. Setiap testis mempunyai satu epididimis. Oleh sebab itu, epididimis manusia berjumlah sepasang kanan dan kiri. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk sementara waktu, dan di sinilah sperma menjadi masak dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens.
·        Vas Deferens merupakan saluran lanjutan dari epididimis. Kalau epididimis merupakan saluran yang berkelok-kelok maka vas deferens merupakan saluran lurus dan mengarah ke atas. Bagian ujungnya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi vas deferens ini adalah untuk jalannya (mengangkut) sperma dari epididimis menuju ke kantong sperma atau vesikula seminalis.
·        Saluran Ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantong semen dengan utera. Saluran ini mempunyai keistimewaan, yaitu mampu menyemprotkan  sperma tinggi masuk ke uretra dan selanjutnya keluar.
·        Uretra adalah saluran yang terdapat di dalam penis. Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi. Uretra terdapat di dalam penis. Saluran ini mempunyai dua fungsi, yaitu: sebagai alat pengeluaran, yaitu saluran untuk membuang urine keluar tubuh serta sebagai saluran kelamin, yaitu sebagai saluran semen dari kantong mani.